Tes diagnostik cepat atau Rapid diagnostic test (RDT) adalah tes diagnostik medis yang cepat dan mudah dilakukan. RDT cocok untuk penyaringan medis awal atau darurat dan untuk digunakan di fasilitas medis dengan sumber daya terbatas.
Berdasarkan sumber yang beredar Rapid test merupakan metode tes yang dapat mendeteksi virus secara khusus dan dapat mengenali fragmen RNA dan RNA SARS-CoV-2 atau Covid-19. Namun, rapid test yang juga sudah digunakan berupa Test Kehamilan (hCG test), Tes Hepatitis (HBsAg test), Tes Sifilis, Tes Malaria, Tes Dengue (IgG/IgM test). Rapid test memiliki pemeriksaan bawaan untuk mencegah hasil tes positif atau negatif yang palsu dan memang memiliki akurasi yang sangat tinggi, bekerja jauh lebih cepat dan tidak memerlukan instrumen yang rumit.
Pengujian rapid test menggunakan spesimen darah dari pasien dan bukan tenggorokan atau kerongkongan. Tetapi, ada beberapa yang menggunakan air dalam mulut (tenggorokan) untuk pengujian. Pengujian Rapid test membutuhkan reaksi dari imunoglobin pasien yang terinfeksi, paling tidak seminggu. Olehnya, jika pasien belum terinfeksi atau terinfeksi selama kurang dari seminggu, kemungkinan bacaan imunoglobinnya akan negatif. Metode rapid test dibagi menjadi dua, yaitu :
Metode pertama disebut 'mikroskop'.
Mikroskop mengambil sejumlah kecil darah dari pasien dan melihat di bawah mikroskop untuk memeriksa parasit malaria. Tetapi banyak tempat tidak dapat menggunakan mikroskop karena tidak ada mikroskop tersedia atau karena tidak ada satu dilatih untuk menemukan parasit malaria menggunakan mikroskop.
Metode kedua disebut 'klinis' atau 'dugaan' diagnosis.
Klinis / dugaan diagnosis berarti bahwa pekerja kesehatan tidak tes untuk melihat semisal apakah pasien memiliki parasit malaria. Sebaliknya, mereka menganggap bahwa orang dengan demam memiliki malaria. Masalah dengan diagnosis klinis adalah bahwa banyak penyakit yang berbeda menyebabkan demam dan gejala lain yang umum untuk malaria. Banyak orang dengan gejala ini tidak benar-benar memiliki malaria. Ketika semua orang dengan demam diperlakukan untuk malaria, obat antimalaria yang terbuang. Lebih buruk lagi, orang dengan penyakit lain tidak mendapatkan pengobatan yang tepat untuk penyakit yang mereka miliki.
Keuntungan/ kelebihan RDT adalah sederhana dan cara cepat untuk kesehatan pekerja untuk menguji. Mereka lebih akurat daripada diagnosis dugaan dan dapat digunakan dekat dengan rumah pasien. RDT juga dapat membantu mengidentifikasi pasien yang tidak memiliki penyakit sehingga pasien tersebut dapat menerima pengobatan yang tepat. RDT memberikan hasil dalam waktu sekitar 15 menit (cek petunjuk produk), sehingga pasien dapat mulai pengobatan segera. Tidak perlu menunggu hasil mikroskop. RDT tidak memerlukan mahal atau peralatan yang rumit.
Jenis-jeni Rapid Test
1. Para-Sight-F
Uji ini berbentuk stik dengan panjang 7 cm dan lebarnya 3/4 cm dibuat dari serat nitroselulosa yang mengandung 2 bagian yaitu bagian A mengandung antibodi monoklonal histidine-rich-protein II (HRP- II) dan bagian B mengandung dessicant.
Cara kerja:
Darah diambil dari jari dengan mengunakan mikrohematokrit sebanyak 50µl kemudian dimasukan ke dalam tabung reaksi yang mengandung reagen pelisis sampai bercampur dan menjadi homogen. Selanjutnya satu tetes darah yang telah lisis tadi diteteskan pada stik bagian A kemudian ditunggu sampai darah diserap. Setelah diserap dengan sernpurna ditambahkan satu tetes reagen detektor, kemudian dua tetes reagen pembersih. Dalam waktu sepuluh menit hasilnya dapat dibaca. Bila tidak terdapat antigen dalam darah maka liposom tidak akan terikat,dengan demikian tidak akan terbentuk garis merah pada stik. Garis kontrol tampak di atas garis reaksi baik positif maupun negatif. Intensitas garis reaksi dapat bervariasi tergantung pada jumlah antigen yang terdapat di dalam sampel.
2. Paracheck
Berbentuk stik, strips ini dibuat dari flatted fibre wick panjangnya 3 cm dan lebarnya 0,5 cm. Bagian A mengandung antibodi monoklonal yang bereaksi terhadap histidine rich protein II.
Cara kerja:
Strips Paracheck dapat disimpan pada suhu kamar. Darah diambil sebanyak 5µl dengan pipet aplikator atau mikropipet. Teteskan darah di bawah tanda panah yang ada pada dipstik. Celupkan dipstick ke dalam tabung yang mengandung larutan bufer 4 tetes (200 µl ), setelah 15 menit dapat dibaca hasilnya. Interprestasi hasil, bila negatif hanya 1 garis berwarna merah jambu yang terlihat pada dipstik, bila hasil positip terlihat 2 garis berwarna merah jambu yang jelas.
3. ICT =Immunochromatographic test.
Berbentuk kartu segi empat, uji ini menggunakan 2 antibodi yang spesifik terhadap antigen P.f HRP- II. Pertama spesifik terhadap PS HRP-II (protein P.falciparum) antigen, yang kedua antibodi analog spesifik terhadap P.falciparum dan antigen P.vivax.
Cara Kerja:
Kurang lebih 10 mI darah diteteskan pada bantalan sampel, kemudian proses lisis terjadi dan antigen PfHRP II (bila ada) akan mengikat antibodi yang berlabel koloidal emas. Ketika reagen A ditambahkan pada bantalan sampel, darah dan antibodi berlabel bergerak ke atas pada membran tes melewati garis antibodi kedua. Apabila sampel positif kompleks Pf HRP II dengan antibodi berlabel koloidal emas ditangkap oleh antibodi pada membran dan berbentuk garis warna merah muda. Untuk sampel negatif tidak terjadi pembentukan garis berwarna merah muda pada garis tes.
Komentar
Posting Komentar