Review Kemasan Produk: Teh Gelas


Pengemasan teh gelas

Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Kemasan pada produk makanan dan minuman sangat beranekagaram, tidak hanya dalam kemasan botol kaca seperti awal kemunculannya tetapi sudah beragam mulai dari kemasan botol plastik PET (polyethelene terephthalate), kaleng, kertas, pouch (Aluminium foil), dan gelas plastik (cup). Untuk jenis kemasan dari aluminium dan kaleng sekitar 71% dipergunakan untuk agrofood, untuk kemasan plastik 56% untuk agrofood dan untuk kemasan gelas dan paper board masing-masing 80% dan 55% dipergunakan di agrofood. Kemasan dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa cara, yaitu:

1. klasifikasi kemasan berdasarkan frekuensi pemakaian :

a. kemasan sekali pakai (disposable), yaitu kemasan langsung dibuang setelah dipakai. Contohnya bungkus plastik untunk es, permen dan bungkus dari daun-daunan.

b. kemasan yang dapat dipakai berulang kali (multitrip), contohnya botol minuman, botol kecap, botol sirup.

c. kemasan yang tidak dibuah atau dikembalikan oleh konsumen (semi disposable), tapi dapat digunakan untuk kepentingan lain. Misalnya kaleng biscuit untuk tempat kerupuk, botol minuman untuk wadah air minum dirumah.

Tetapi penggunaan kemasan berulang perlu diperhatikan sesuai tingkat kontasiminasi atau toksikasi.

2. klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (kontak produk dengan kemsan)

a. Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung mewadahi atau membungkus bahan pangan. Misalnya kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe.

b. Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok-kelompok kemasan lain. Misalnya kotak karton untuk wadah susu dalam kaleng, kotak kayu untuk buah yang dibungkus, dan sebagainya.

c. Kemasar tersier, kuartener yaitu kemasan untuk mengemas setelah kemasan primer, sekunder atau tersier. Kemasan ini digunakan untuk pelindung selama pengangkutan. Misalnya mangga yang sudah dibungkus, dimasukkan ke dalam kardus kemudian dimasukkan ke dalam kotak dan setelah itu ke dalam peti kemas.

3. klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekakuan bahan kemasan

a. Kemasan fleksibel yaitu bahan kemasan yang mudah dilenturkan tanpa adanya retak atau patah. Misalnya plastik, kertas dan foil.

b. Kemasan kaku yaitu bahan kemas yang bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah bila dibengkokkan relatif lebih tebal dari kemasan fleksibel. Misalnya kayu, gelas dan logam.

c. Kemasan semi kaku/semi fleksibel yaitu bahan kemas yan memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku. Misalnya botol plastik (susu, kecap, saus), dan wadah bahan yang berbentuk pasta.

Adapun karakteristik dari berbagai jenis bahan kemasan adalah sebagai berikut :

1. Kemasan Kertas

- tidak mudah robek

- tidak dapat untuk produk cair

- tidak dapat dipanaskan

- fleksibel

 

2. Kemasan Gelas

- berat

- mudah pecah

- mahal

- non biodegradable

- dapat dipanaskan

- transparan/translusid

- bentuk tetap (rigid)

- proses massal (padat/cair)

- dapat didaur ulang

 

3. Kemasan logam (kaleng)

- bentuk tetap

- ringan

- dapat dipanaskan

- proses massal (bahan padat atau cair)

- tidak transparan

- dapat bermigrasi ke dalam makanan yang dikemas

- non biodegradable

- tidak dapat didaur ulang

 

4. Kemasan plastik

- bentuk fleksibel

- transparan

- mudah pecah

- non biodegradable

- ada yang tahan panas

- monomernya dapat mengkontaminasi produk

 

5. Komposit (kertas/plastik)

- lebih kuat

- tidak transparan

- proses massal

- pengisian aseptis

- khusus cairan

- non biodegradable

Selain jenis-jenis kemasan di atas saat ini juga dikenal kemasan edible dan kemasan biodegradable. Kemasan edible adalah kemasan yang dapat dimakan karena terbuat dari bahan-bahan yang dapat dimakan seperti pati, protein atau lemak, sedangkan kemasan biodegradable adalah kemasan yang jika dibuang dapat didegradasi melalui proses fotokimia atau dengan menggunakan mikroba penghancur.

Pada bahan kemasan plastik merupakan polimer yang dapat dicetak menjadi berbagai bentuk yang berbeda Polimer dibagi menjadi dua menurut sumbernya yaitu: 1. Polimer alami: Polimer yang berasal dari alam, contohnya kapas, rambut, karet alam, wol, pati dan lain-lain. 2. Polimer sintetis: Polimer yang tidak alami atau uatan, ada yang berasal dari alam kemudian diproses, ada juga yang berasal dari alam kemudian dimodifikasi, contohnya seluloid, poliester, polipropilen, polietilen, dan sebagainya. Menurut sifat termalnya yaitu:

1. Polimer Termoplastik: polimer yang mempunyai sifat tidak tahan terhadap panas. Jenis plastik ini tidak memiliki ikatan silang antar rantai polimernya, melainkan dengan struktur molekul linear atau bercabang. Contoh plastik termoplastik:

a. Polietilena (PE) = Botol plastik, mainan, bahan cetakan, ember, drum, pipa saluran, isolasi kawat dan kabel, kantong plastik dan jas hujan.

b. Polivinilklorida (PVC) = pipa air, pipa plastik, pipa kabel listrik, kulit sintetis, ubin plastik, bungkus makanan, dan botol detergen.

c. Polipropena (PP) = karung, tali, botol minuman, serat, bak air, insulator, kursi plastik, alat-alat rumah sakit, dan pembungkus tekstil.

d. Polistirena (PS)= sol sepatu, penggaris, gantungan baju.

2. Polimer Termosetting: polimer polimer yang mempunyai sifat tahan terhadap panas. Jika polimer ini dipanaskan, maka tidak dapat meleleh. Sehingga tidak dapat dibentuk ulang kembali. Susunan polimer ini bersifat permanen pada bentuk cetak pertama kali (pada saat pembuatan). Bila polimer ini rusak/pecah, maka tidak dapat disambung atau diperbaiki lagi. Contoh plastik termoseting : Bakelit = asbak, steker listrik,peralatan fotografi, radio.

Sekarang ini contoh polimer yang banyak penggunaannya adalah plastik, baik plastik yang yang sulit di daur ulang sampai plastik yang mudah didaur ulang. Seringkali penggunaan plastik tanpa memperhatikan kode penggunaan, sehingga menimbulkan bahaya pada diri pengguna setelah beberapa waktu pemakaian. Berikut ini adalah Kode, Jenis-jenis Plastik daur ulang, dan kegunaannya yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari:

Kode 1 : PETE atau PET (polyethylene terephthalate) biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih, tembus pandang seperti botol air mineral, dan hampir semua botol minuman lainnya. Botol-botol dengan bahan dengan kode 1 direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Jangan pakai untuk air hangat apalagi panas.

Kode 2: HDPE (high density polyethylene) biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu, direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian. Sebaiknya botol yang sudah tampak kusam dan banyak terdapat goresan tidak dipakai.

Kode 3: PVC (polyvinyl chloride) adalah plastik yang paling sulit di daur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus dan botol-botol. Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan, PVC bisa berbahaya untuk ginjal, dan hati.

Kode 4: LDPE (low density polyethylene) biasa dipakai untuk tempat makanan dan botol-botol yang lembek. Barang-barang dengan kode 4 dapat di daur ulang dan baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat, bisa dibilang tidak dapat di hancurkan tetapi tetap baik untuk tempat makanan

Kode 5: PP (polypropylene) adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Pilihlah simbol ini bila membeli barang berbahan plastik.

Kode 6: PS (polystyrene) biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dll. Bahan Polystyrene bisa membocorkan bahan styrine ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Bahan Styrine berbahaya untuk otak dan sistem syaraf. Selain tempat makanan. Bahan ini harus dihindari dan banyak negara bagian di Amerika sudah melarang pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam.

Kode 6: PSE (Expanded Polystyrene) agak mirip dengan yang di atas. Tapi yang ini untuk jenis plastik seperti kotak CD, gelas kristal, mainan anak dan video kaset.

Kode 7: Other (biasanya polycarbonate) bisa didapatkan di tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga. Polycarbonate bisa mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon. Hindari bahan plastik Polycarbonate.

Berdarkan klasifikasi di atas, pengemasan pada produk minuman Teh Gelas terdapat 2 jenis, yaitu :

1. kemasan Cup

 

Jual Teh Gelas Original [180 Ml/ 24/ Karton] Terbaru Juni 2021 | BlibliTeh Gelas Big Cup Original Tea 300 Ml | Shopee Indonesia

Kemasan cup teh gelas terdiri dari ukuran 180 ml, 270 ml dan 300 ml. kemasan cup ini menggunakan plastik daur ulang dengan kode 5 yang dapat ditemukan dibawah cupnya. Desaign kemasan yang dominan hijau dengan gambar daun teh dan dilengkapi dengan 9 keterangan seperti nama jenis, daftar bahan yang digunakan, asal-usul bahan tertentu, logo halal, nama dan alamat produsen/importer, keterangan kadaluarsa, kode produksi, berat bersih dan nomor izin edar.

2. kemasan Botol

SUMBER URIP: Minuman Teh

Kemasan botol teh gelas hadir dengan ukuran 250 ml, 350 ml dan 500 ml. pengemasan teh gelas menggunakan proses bekteknologi tinggi PET Aseptic Cold Filling Technology dan Ultra High Temperature yang memastikan produk tetap higienis, ramah lingkungan dan rasa tetap terjaga. Kemasan botol teh gelas berbahan plastik dengan kode 2 yang dapat ditemukan dibawah menutup botolnya. Desaign kemasan yang dominan hijau dengan gambar daun teh tetapi desaign produk teh gelas yang sedang beredar dikalangan masyarakat lebih menarik dan full colour sehingga memiliki nilai jual yang lebih dari produk jenis teh lainnya dan dilengkapi dengan 9 keterangan seperti nama jenis, daftar bahan yang digunakan, asal-usul bahan tertentu, logo halal, nama dan alamat produsen/importer, keterangan kadaluarsa, kode produksi, berat bersih dan nomor izin edar.

 

Komentar