IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI SENYAWA ORGANIK

IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI SENYAWA ORGANIK

(UJI OH ALKOHOL DAN UJI ALDEHIDA KETON)

 

 

I.     PENDAHULUAN

 

           Gugus fungsi adalah gugus yang bertanggung jawab untuk pada suatu senyawa. Gugus fungsi merupakan sekumpulan atom-atom yang saling terikat dengan atom senyawa lainnya. Gugus fungsi berperan utnuk mengikat senyawa lainnya agar dapat bereaksi ataupun menolak terjadi reaksi.

           Aldehid dan keton memiliki titik didih dan titik lelah lebih rendah dibandingkan alkohol walaupun dengan jumlah atom C nya sama. Sebab tidak adanya ikatan hidrogen. Besarnya di antara senyawa yang berikatan H dengan senyawa nonpolar. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan pungujian tes tollens agar dapat diketahui adanya aldehid dan keton pada senyawa tersebut.

           Oleh karena itu, dilakukan praktikum percobaan identifikasi gugus fungsi senyawa organik pada uji OH alkohol dan uji aldehid keton untuk mengetahui ada gugus fungsi senyawa organik pada uji alkohol dan uji aldehid dan keton tersebut.

           Dari uraian diatas, praktikum ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui adanya OH pada alkohol dan fenol serta mengetahui adanya aldehid dan keton pada beberapa sampel.

 

I.METODOLOGI PRAKITKUM

 

II.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum identifikasi gugus fungsi senyawa organik dilaksanakan pada Jum’at tanggal 22 Februari 2019 pukul 08:00 – 11:00 WITA, di Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan Mutu Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Departemen Teknoogi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar.

 

II.2 Alat dan Bahan

       Alat yang digunakan pada praktikum identifikasi gugus fungsi senyawa organik, yaitu hotplate (GX 4000), pembakar spiritus, pipet tetes (pyrex), pipet ukur (pyrex), dan tabung reaksi (pyrex).

Bahan yang digunakan pada praktikum identifikasi gugus fungsi seyawa organik adalah 2,4 dinitrofenilhidrazin (C6H3(NO2)2NH3), ammonia (NH3) 5%, asam kromat (H2CrO4), asam sitrat (C6H8O7), aseton (C3H6O), besi III klorida  (FeCl) 5%, etanol (C2H5OH) 95%, fehling A & B, fenilhidrazin (C6H8N2), natrium hidroksida (NaOH) 5%,  dan perak nitrat (AgNO3).

II.3 Prosedur Kerja

II.3.1 Uji OH alkohol

         Disiapkan etanol, lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 4 tetes. Setelah itu ditambahkan 1 tetes larutan aseton dan 1 tetes larutan asam sitrat. Selanjutnya dihomogenkan. Lalu diamati perubahan warna yang terjadi.

 

II.3.2 Uji OH fenol

          Disiapkan fenol, lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 2 tetes. Setelah itu ditambahkan etanol 95% sebanyak 1 ml dan 1 ml FeCl3 5%. Selanjutnya kocok kuat. Lalu diamati perubahan warna yang terjadi.

 

II.3.3 Uji aldehida dan keton

          Disiapkan aseton, lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanayak 2 tetes. Setelah itu ditambahkan etanol 95% sebanyak 2 ml dan 1 ml larutan fenilhidrazin. Selanjutnya dihomogenkan hingga terbantuk endapan. Apabila tidak terbentuk endapan, maka dipanaskan dengan pembakar spiritus lalu diamati endapan yang terbentuk.

 

II.3.4 Tes fehling

Disiapkan Aseton, lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 1 ml. Setelah itu ditambahkan fehling A sebanyak 1 ml dan 1 ml fehling B. Selanjutnya dipanaskan selama 5 menit. Lalu diamati warna endapan yang terjadi.

 

II.3.5 Tes Tollen

       Disiapkan Aseton, lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 2 ml. Setelah itu ditambahkan AgNO3 5% sebanyak 1 ml, NaOH 5% 1 ml dan 5 tetes NH3. Selanjutnya dipanaskan ±5 menit. Lalu diamati endapan yang terbentuk.

III.2 Pembahasan

III.2.1 Gugus Fungsi

            Gugus fungsi adalah suatu atom yang dapat memiliki kereaktifan kimia dimana hanya akan bereaksi dengan senyawa  yang memiliki gugus fungsi yang sama. Gugus fungi berperan untuk memberikan karakteristik pada suatu rekasi kimia. Misalnya, gugus fungsi keton C=O dengan struktur R-CO-R’.  Hal ini sesuai dengan pernyataan Saraswati (2018) yang menyatakan bahwa gugus fungsi adalah kelompok tertentu atom atau ikatan dalam senyawa yang bertanggung jawab untuk karakteristik reaksi kimia senyawa itu.

II.2.2 Perak Nitrat (AgNo3) 

          Perak Nitrat merupakan suatu senyawa yang berbentu cair dan tidak berwarna serta tidak berbau. Perat nitrat dengan rumus molekul AgNO3. Larutan perak nitrat digunakan sebagai senyawa oksidasi pada uji tollens. Hal ini sesuai dengan pernyataan   Salasa D. dkk (2016) yang menyatakan bahwa, pada awalnya larutan AgNO3 berwarna bening, kemudian berubah menjadi warna kuning kecoklatan (muda) setelah penambahan NaOH.

 

II.2.3 Natrium Hidroksida (NaOH)

          Natrium Hidroksida merupakan suatu senyawa yang bersifat basa kuat. Natrium hidroksida dengan rumus molekul NaOH. NaOH berbentuk serpihan dan warna putih dengan pH 14. Hal ini sesuai dengan pernyataan Munir M. dkk (2018) yang menyatakan bahwa, natrium hidroksida (NaOH) juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium  hikdroksida merupakan jenis basa logam kaustik.  

  

II.2.4 Amonia (NH3)

          Amonia merupakan gas yang tidak berwarna  dan mudah larut dalam air serta bau yang menyengat. Amonia memiliki rumus molekul NH3. Amonia bereaksi dengan AgNOdalam uji tollens.  Hal ini sesuai dengan pernyataan Mahyuddin (2010) yang menyatakan bahwa, nitrogen merupakan salah satu unsur kimia pembentukan gas anonia (NH3).

II.2.5 Pemanasan

         Pemanasan merupakan perlakuan pada suatu sampel. Perlakukan pada sampel dengan pemanasan bertujuan untuk mereaksikan sampel jika tidak terjadi reaksi sebelum dipanaskan. Pemanasan dilakukan sebab tidak semua sampel bisa bereaksi dengan suhu normal. Beberapa sampel  memerlukan pemanasan untuk dapat bereaksi. 

 

II.2.5 Aldehid

          Aldehid adalah suatu senyawa yang biasa digunakan dalam kebutuhan medis, misalnya pada pengawetan. Aldehid merupakan senyawa organik yang memiliki gugus karbonil yang mengikat suatu hidrogen. Aldehid termasuk dalam senyawa organik yang memiliki unsur C, H dan O. Senyawa aldehid pada bidang pangan digunakan dalam pembuatan asam asetat (asam cuka) yang berasal dari senyawa asetaldehid. Hal ini sesuai dengan pernyataan Iqbal (2010) yang menyatakan bahwa, aldehid adalah suatu senyawa yang  mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen.

 

II.2.6 Keton

 Keton adalah senyawa organik dengan ini memiliki gugus karbonil yang mengikat 2 senyawa karbon lainnya. Keton adalah senyawa organik dengan gugus fungsi    (-C=O-) yang merupakan turunan dari senyawa alkana. Asetofenon merupakan aromatik keton sederhana, pada bidang pangan dimanfaatkan sebagai penyedap makanan salah satunya banyak ditemukan pada permen.  Hal ini sesuai dengan pernyataan Wardiyah (2016) yang menyatakan bahwa, Keton adalah suatu senyawa organik dengan gugus fungsi keton, yaitu gugus karbonil yang terletak bukan pada karbon ujung.

II.2.7 Uji Tollens

          Uji Tollens merupakan salah satu uji yang digunakan untuk membedakan mana yang termasuk senyawa aldehid dan mana yang termasuk senyawa keton. Aldehid merupakan larutan yang mudah  teroksidasi dengan uji tollens. Sedangkan keton tidak memberikan reaksi positif terhadap uji tollens. Sehingga keadaan inilah yang digunakan untuk membedakan aldehid dan keton. Sampel yang digunakan pada uji tollens adalah aseton.Hasil yang akan diamati yaitu terbentuknya endapan berwarna hitam. Hal ini sesuai dengan pernyataan Adwiria (2016) yang menyatakan bahwa, tes Tollens yang menghasilkan cermin perak.

II.2.8 Hasil

          Pada praktikum kali ini, sample aseton yang ditambahkan dengan AgNO3, NaOH dan NH3 menghasilkan endapan berwarna hitam. Aseton tidak dapat bereaksi pada uji tollens sebab menghasilkan endapan hitam dan tidak membentuk cermin perek. Aseton memiliki gugus fungsi C3H6O. Ketika direaksi pada uji tollens menggunakan AgNO3, Aseton  tidak memiliki atom hydrogen sehingga aseton hanya bisa mengikat dua gugus alkil pada atom C-nya dan tidak bereaksi dengan AgNO3. Keton yang memiliki gugus C=O sama seperti aseton yang termasuk keton karena mengandung gugus C=O. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sampel aseton tidak bereaksi saat dilakukan uji tollens sehingga aseton merupakan keton. Hal ini sesuai dengan pernyataan Adwiria (2016) yang menyatakan bahwa tes Tollens yang menghasilkan cermin perak.

 

I.     PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

        Kesimpulan  yang  didapatkan  dari percobaan ini, yaitu :

1.    Aldehid mengandung gugus OH sehingga termasuk pada gugus senyawa alkohol yang juga memiliki gugus fungsi yang sama.

2.      Pada tes tollens menghasilkan reaksi negatif yang artinya Aseton tidak bereaksi pada uji tollens, sebab menghasilkan endapan warna hitam yang menandakan bahwa aseton merupakan senyawa keton.


DAFTAR PUSTAKA

 

Adwiria, AN. 2019. Uji Fisik Dan Uji Laboratorium Kandungan Formalin Dalam Ikan Asin Yang Dijual Di Pasar Tradisional Seberang Ulu I Palembang. Program Studi Kedokteran. Fakultas Kedokteran. Universitas Muhammadiyah. Palembang.

Iqbal, M. 2010. Aldehid Dan Keton. Jurnal rekayasa Proses, Vol.4(2).

Mahyuddin, K. 2010. Paduan Lengkap Agribismis Patin. Penebar Swadaya. Jakarta.

Munir, MM. Rahim A. Rahmatu, R. 2018. Ekstraksi Pektin POD Husk Kakao Secara Basah Menggunakan Larutan Natrium Hidroksida Pada Berbagai Konsentrasi. E-jurnal Agrotekbis. Vol.6.(1)/94.

Salasa, D. Aritonang, H. Kamu, VS. 2016. Sintesis Nanopartikel Perak (Ag) Dengan Reduktor Natrium Borohidrida (NaBH4) Menggunakan MAtriks Nata-De-Coco. Vol.09 .(2)/44.

Saraswati, I. 2018. Panduan praktikum kimia. Edisi revisi. Dee publish. Yogyakarta.

Wardiyah. 2016. Kimia Organik. Pusdik SDM Kesehatan : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

 

 

Komentar